Tingginya prevalensi penyakit cardiovaskular tentu berkaitan erat dengan tingginya penggunaan obat antihipertensi.
Umumnya pasien yang sudah lama menderita penyakit cardiovaskular biasanya disertai dengan komplikasi penyakit lainnya sehingga penggunaan obatnya lebih kompleks.
Hal ini membuat kajian terhadap interaksi obat antihipertensi menjadi sangatlah penting. Sebab interaksi obat juga dapat merusak organ tubuh.
Interaksi obat antihipertensi dengan antihipertensi lain yang berbahaya
Verampamil dan beta bloker
Interaksi ini beresiko tinggi memblok kerja jantung.
Verampamil merupakan salah satu obat calcium channel blockers golongan fenilalkilamin yang memiliki afinitas yang tinggi memblok kanal kalsium di jantung daripada di vaskular.
Sehingga efeknya pada jantung lebih besar daripada pembuluh darah, yaitu
- Menurunkan konduksi nodus AV
- Kontraksi jantung menurun
- Frekuensi denyut jantung menurun.
Obat golongan Beta bloker bekerja memblok adrenoreseptor beta 1 di jantung sehingga menghasilkan efek
- Menurunkan konduksi nodus AV
- Kontraksi jantung menurun
- Frekuensi denyut jantung menurun
Kombinasi keduanya akan berisiko tinggi memblok kerja jantung.
(Sumber: Interaction between oral verapamil and β‐blockers during submaximal exercise: Relevance of ancillary properties)
Diltiazem dan beta bloker
Interaksi obat ini juga akan beresiko memblok kerja jantung sama seperti verampamil dan beta bloker.
Namun interaksi Verampamil dan beta bloker menghasilkan efek pemblokan kerja jantung yang lebih kuat dan lebih berisiko tinggi daripada diltiazem dan beta bloker.
Hal ini dikarenakan afinitas verampamil memblok kanal kalsium di miokardium lebih tinggi daripada diltiazem.
(Sumber: Combining Other Antihypertensive Drugs With β-Blockers in Hypertension: A Focus on Safety and Tolerability)
ACE inhibitor dan ARB (termasuk juga direct renin inhibitors, contohnya aliskiren)
Interaksi obat ini menyebabkan resiko disfungsi ginjal, hiperkalemia, dan hipotensi.
Sudah banyak jurnal ilmiah disertai bukti otentik yang menyatakan jangan mengkombinasi ACE inhibitor dan ARB, termasuk juga aliskiren.
Kombinasi ini tidak direkomendasikan apalagi untuk pasien diabetic nephropathy.
Berikut ini sumber referensi yang melarang kombinasi ACE inhibitor dan ARB :
- Adverse Effects of Combination Angiotensin II Receptor Blockers Plus Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors for Left Ventricular Dysfunction.
- Telmisartan, ramipril, or both in patients at high risk for vascular events.
- ACE inhibitors and ARBs: One or the other—not both—for high-risk patients
Untuk penjelasan selanjutnya mengenai ARB dan ACE inhibitor dapat dibaca di perbedaan ARB dan ACE inhibitor, mana yang terbaik
ACE inhibitor atau ARB dengan diuretik hemat kalium.
Interaksi obat ini menyebabkan hiperkalemia. Untuk penjelasan lebih lanjut, silahkan baca Interaksi obat antihipertensi ACE inhibitor atau ARB dengan diuretik hemat kalium .
Interaksi obat antihipertensi dengan obat lain yang dapat menurunkan efikasi obat antihipertensi
Penggunaan obat NSAIDs
NSAIDs yang diberikan secara sistemik dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sehingga menurunkan efek antihipertensi.
(sumber: Interaction of antihypertensive drugs with anti-inflammatory drugs).
NSAIDs meningkatkan tekanan darah dengan cara menghambat sintesis prostaglandin, dimana prostaglandin itu sendiri merupakan salah satu senyawa autakoid yang memiliki efek vasodilatasi.
Jika obat golongan NSAIDs diberikan dalam bentuk sediaan topikal, tidak mempengaruhi peningkatan tekanan darah.
Penggunaan obat golongan kortikosteroid
Golongan kortikosteroid secara sistemik menyebabkan peningkatkan tekanan darah melalui aktivitasnya meretensi natrium dan air sehingga volume darah meningkat dan cardiac output juga meningkat.
Jika obat golongan kortikosteroid diberikan dalam bentuk sediaan topikal (cream, inhaler), maka pengaruhnya ke peningkatan tekanan darah sangat kecil.
Penggunaan obat dekongestan
Dekongestan mengandung phenylephrine, pseudoephedrine.
Obat ini termasuk golongan adrenergik (simpatomimetik) yang dapat menyebabkan vasokonstriksi dengan cara menstimulasi adrenoreseptor alfa 1 pada sel endotel pembuluh darah. Tentu efek obat ini berlawanan dengan obat antihipertensi
Referensi
Sangat membantu
ReplyDelete